Selasa, 04 April 2017

Al-Maidah Ayat 51 Menurut Syekh Wahbah Az-Zuhayli

Syekh Wahbah Az-Zuhayli sudah tidak asing di kalangan santri mulai era 1980-1990an. Karya-karyanya terutama di bidang fikih dan ushul fikih mulai dipelajari para santri di era saat itu. Tidak sedikit buah pikirannya menjadi rujukan keagamaan teurtama di kedua bidang tersebut.

Di samping menulis banyak karya di bidang fikih dan ushul fikih, Syekh Wahbah Az-Zuhayli juga menulis tafsir. Kami mengutip tafsir karya Syekh Wahbah Az-Zuhayli berikut ini terkait Surat Al-Maidah ayat 51 yang belakangan kerap dibicarakan banyak orang di Indonesia.

يا أيها المؤمنون لا تتخذوا اليهود والنصارى أصدقاء تطلعونهم على أسراركم فإنهم أعداء لكم، بعضهم أنصار بعض تخوفا من قوتكم واتحادكم، ومن يتخذهم أنصارا فقد صار منهم لرضاه بموالاة أعداء الله. إن الله لا يوفق الظالمين لأنفسهم بموالاتهم أعداءه. نزلت في عبد الله بن أبي حينما قال: إني رجل أخاف الدوائر ولا أبرأ من ولاية اليهود، وأما عبادة بن الصامت فقد تبرأ من ولاية اليهود، وآوى إلى الله ورسوله فنزلت فيهما الآية

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, jangan kalian menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai teman dekat yang Kalian perlihatkan rahasia kalian kepada mereka karena mereka adalah musuhmu. Sebagian mereka terhadap sebagian lain saling membantu karena khawatir kekuatan dan persatuanmu. Siapa saja di antara kalian yang menjadikan mereka sebagai penolong, maka ia bagian dari mereka karena ia merelakannya dengan menjadikan musuh Allah sebagai penolong. Allah tidak memberikan taufik kepada orang yang menganiaya diri sendiri dengan menjadikan musuh-Nya sebagai penolong. Ayat ini turun ketika Abdullah bin Ubay mengatakan, ‘Aku takut zaman berganti. Aku tidak melepaskan diri dari persahabatan dengan Yahudi.’ Sementara Ubadah bin Shamit menyatakan berlepas diri dari persahabatan dengan Yahudi dan berlindung kepada Allah dan Rasul-Nya. Lalu ayat ini turun perihal keduanya.”

Catatan ini kami kutip dari At-Tafsirul Wajiz ala Hamisyil Quranil Azhim, Darul Fikr, Damaskus, Suriah, halaman 117. Catatan tafsir di atas menegaskan ketergantungan dan kepasrahan orang beriman hanya kepada Allah dan rasul-Nya dalam situasi stabil maupun peralihan zaman.

Di samping menjelaskan Surat Al-Maidah ayat 51 dengan parafrase, Syekh Wahbah juga menyebutkan asbabun nuzul ayat ini di akhir ulasannya. Karya Syekh Wahbah ini dapat memperkaya pemahaman kita terhadap sebuah ayat Al-Quran. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

sumber nu.or.id

Al-Maidah Ayat 51 Menurut Syekh Ibnu Ajibah

Syekh Ibnu Ajibah adalah pemuka Tarekat Syadziliyah di abad 18 M. ia cukup produktif dalam menulis karya. Ia menulis pelbaga disiplin keagamaan. Iqazhul Himam, salah satu karya Syekh Ibnu Ajibah, adalah syarah kitab Al-Hikam yang sering dibaca kalangan santri di Indonesia.

Syekh Ibnu Ajibah juga menulis tafsir Al-Quran yang akan kami kutip berikut ini terutama perihal Surat Al-Maidah ayat 51. Ia dikenal sebagai ulama yang sangat zuhud. Makamnya terletak di wilayah Gimmiche, sekira 30 km arah timur dari  Kota Tanger, Maroko.

يقول الحقّ جلّ جلاله :(يا أيها الذين آمنوا لا تتخذوا اليهود والنصارى أولياء) تنتصرون بهم ، أو تعاشرونهم معاشرة الأحباب ، أو تتوددون إليهم ، وأما معاملتهم من غير مودة فلا بأس ، ثم علل النهي عن موالاتهم فقال : هم (بعضهم أولياء بعض) أي : لأنهم متفقون على خلافكم ، يوالي بعضهم بعضًا لا تحادهم في الدين ، وإجماعهم على مضادتكم ، (ومن يتولهم منكم فإنه منهم) أي : من والاهم منكم فإنه من جملتهم

Artinya, “(Hai orang-orang beriman, jangan kalian jadikan Yahudi dan Nasrani sebagai pelindung) kalian mencari pembelaan mereka, bergaul dengan mereka terlalu dekat, dan menaruh hati kepada mereka. Tetapi bergaul secara wajar dengan mereka tanpa berlebihan tidak masalah. Allah memberikan penjelasan kenapa bergaul terlalu dekat dengan mereka dilarang, karena mereka (sebagian mereka terhadap sebagian lainnya menjadi pelindung) mereka sepakat melawan kalian. Mereka saling membantu karena mereka satu keyakinan dalam agama, dan mereka sepakat melawan kalian. (Siapa di antara kalian menjadikan mereka sebagai pelindung, maka sesungguhnya ia termasuk dari mereka), ia termasuk jumlah sebagian besar mereka dan salah satu dari mereka.”

Redaksi (ta’bir) di atas dikutip dari Al-Bahrul Madid fi Tafsiril Quranil Majid, juz II, halaman 76 karya Syekh Ibnu Ajibah. Sufi besar ini mengingatkan kita untuk menjaga jarak dalam bergaul dengan kelompok lain. Tetapi Syekh Ibnu Ajibah mempersilakan umat Islam bergaul dengan wajar dengan mereka.

Pandangan ulama besar abad 18 M ini dapat memperkaya kita akan pemahaman terhadap Surat Al-MAidah ayat 51. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

sumber nu.or.id

Al-Maidah Ayat 51 Menurut Tafsir Al-Qurthubi

Tafsir Al-Qurthubi atau Al-Jami’ li Ahkamil Quran merupakan salah satu buku tafsir rujukan umat Islam. Muhammad Al-Qurthubi melakukan pendekatan hukum dalam tafsirnya. Kita akan melihat bagaimana pandangan ulama Spanyol abad 7 H ini terkait Surat Al-Maidah ayat 51 sebagai berikut.

فيه مسألتان: الأولى- قوله تعالى: {الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ} مفعولان لتتخذوا؛ وهذا يدل على قطع الموالاة شرعا، وقد مضى في {آل عمران} بيان ذلك. ثم قيل: المراد به المنافقون؛ المعنى يا أيها الذين آمنوا بظاهرهم، وكانوا يوالون المشركين ويخبرونهم بأسرار المسلمين. وقيل: نزلت في أبي لبابة، عن عكرمة. قال السدي: نزلت في قصة يوم أحد حين خاف المسلمون حتى هم قوم منهم أن يوالوا اليهود والنصارى. وقيل: نزلت في عبادة بن الصامت وعبدالله بن أبي بن سلول؛ فتبرأ عبادة رضي الله عنه من موالاة اليهود، وتمسك بها ابن أبي وقال: إني أخاف أن تدور الدوائر. {بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ} مبتدأ وخبره؛ وهو يدل على إثبات الشرع الموالاة فيما بينهم حتى يتوارث اليهود والنصارى بعضهم من بعض.

الثانية- قوله تعالى: {وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ} أي يعضدهم على المسلمين {فَإِنَّهُ مِنْهُمْ} بين تعالى أن حكمه كحكمهم؛ وهو يمنع إثبات الميراث للمسلم من المرتد، وكان الذي تولاهم ابن أبي ثم هذا الحكم باق إلى يوم القيامة في قطع المولاة؛ وقد قال تعالى: {وَلا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ} وقال تعالى في {آل عمران}: {لا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ} وقال تعالى: {لا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ} وقد مضى القول فيه. وقيل: إن معنى {بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ} أي في النصر {وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ} شرط وجوابه؛ أي أنه قد خالف الله تعالى ورسوله كما خالفوا، ووجبت معاداته كما وجبت معاداتهم، ووجبت له النار كما وجبت لهم؛ فصار منهم أي من أصحابهم.

PUASA BULAN RAJAB

Rajab adalah bulan ke tujuh dari penggalan Islam qomariyah (hijriyah). Peristiwa Isra Mi’raj  Nabi Muhammad  shalallah ‘alaih wasallam  untuk menerima perintah salat lima waktu terjadi pada 27 Rajab ini.

Bulan Rajab juga merupakan salah satu bulan haram, artinya bulan yang dimuliakan. Dalam tradisi Islam dikenal ada empat  bulan haram, ketiganya secara berurutan  adalah: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan satu bulan yang tersendiri,  Rajab.

Dinamakan bulan haram karena pada bulan-bulan tersebut orang Islam dilarang mengadakan peperangan. Tentang bulan-bulan  ini, Al-Qur’an menjelaskan:

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

KEUTAMAAN SHALAT DHUHA



Ibadah yang penting untuk dijalankan adalah shalat. Shalat merupakan tiang agama, artinya bila ibadah shalat seseorang hamba itu baik maka baiklah amal-amal ibadah lainnya. Bahkan, karena pentingnya shalat bagi hamba maka perintah tersebut langsung diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. tanpa melalui perantara malaikat Jibril, seperti perintah ibadah lainnya. Perintah shalat diturunkan pada saat isra’ dan mi’raj.

Shalat terbagi menjadi dua macam, yaitu shalat wajib dan shalat sunnah. Shalat wajib adalah shalat yang wajib dikerjakan oleh hamba yang muslim baik laki-laki maupun perempuan, telah mencapai usia baligh, dan berakal. Karena sifatnya wajib mka meninggalkannya berarti dosa. Shalat yang hukumnya wajib adalah shalat lima waktu; shalat Subuh, shlat Zhuhur, shalat Ashar, shalat Maghrib, dan shalat Isya’. Adapun shalat sunnah adalah shalat yang apabila mengerjaknnya akan mendapat pahala, tetapi apabila tidak mengerjakannya tidak apa-apa. Meskipun disyariatkan untuk dikerjakan, shalat sunnah tidak diwajibkan sebagai ibadah yang harus dikerjakan oleh hamba-Nya. Contoh shalat sunnah adalah shalat Dhuha, shalat Tahajud, shalat sunnah Qobliyah, shalat sunnah Ba’diyah, shalat sunnah Tasbih, shalat Witir, shalat Hajat, shalat Istikharah, dan lain-lain.

Kompetensi dan Shalat Malam



Selemah apapun manusia, kalo dah ada Allah, wuih… Bakalan kuat. Ada yang menguatkan. Ada yang melindungi. Ada yang bela. 

Semiskin apapun, sesusah apapun, kalo dah ada Allah, Allah bakal kayain dia. Allah bakalan senengin dia. Ga bakal Allah biarin mereka-mereka yang deket dengan Allah jadi susah, jadi menderita. Allah bahkan akan mencukupkannya dan memberikannya lebih. Atau Allah beri ketenangan dan keyakinan, sebagai modal hamba-Nya menghadapi banyak persoalan hidup.

Di saat-saat tahajjud, Allah datang nawarin segala apa yang menjadi hajat hamba-hamba-Nya.
Allah datang loh…

Kebayang ga sih?

KISAH NYATA, TAHAJUD SEORANG PENGANGGURAN



Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Banyak orang bergembira selepas lulus kuliah. Namun tidak demikian halnya dengan Faiz yang tampak sedih. Rupanya, karena ia telah mulai memahami bahwa kini terbentang masalah besar di hadapannya, salah satunya adalah kenyataan dirinya belum mendapatkan pekerjaan alias pengangguran.

Untuk menutup kepanikan, setiap ada yang bertanya telah bekerja di mana, akan dijawabnya "sedang transisi". Yang dimaksudnya sebagai transisi ialah proses mencari pekerjaan. Suatu hari, tak terduga olehnya bila di sebuah pameran buku, ia berjumpa dengan kakak kelasnya di sekolah menengah. Mereka berjumpa di sebuah acara talkshow tentang mukjizat sedekah, yang sekaligus launching buku tersebut.

Kepada kakak kelasnya itu, layaknya seorang adik, Faiz bercerita tentang kondisinya yang masih menganggur, dan sejauh mencari kerja ia belum juga mendapatkannya.

KISAH NYATA KEHEBATAN SHOLAT TAHAJUD

Ada sebuah rahasia penting yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini.
Sebuah rahasia yang maha dahsyat bila anda rutin melaksanakan sholat sunah Tahajud.
Sholat yang dilaksanakan sepertiga malam dengan penuh keheningan, karena di saat itu banyak orang yang tertidur lelap.

Pada saat itulah sebaiknya anda bangun dari tidur. Mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat sunah Tahajud. Boleh anda laksanakan 2 rakaat ditutup dengan witir 1 rakaat. Boleh juga 8 rakaat dan ditutup dengan witir 3 rakaat. Bila anda sanggup, boleh juga sampai 23 rakaat.

Namun, yang paling penting adalah konsistensi dalam pelaksanaannya. Lebih baik melaksanakan sholat tahajud dengan rakaat yang sedikit tapi rutin tiap malam, daripada banyak rakaatnya tapi tidak rutin. Anda perlu konsisten dan memiliki komitmen yang tinggi dalam diri.

KEAJAIBAN SHOLAT HAJAT



Akhir sepertiga malam memang menjadi waktu emas yang sangat tepat untuk melakukan kebaikan, terlebih dalam melaksanakan ibadah. Memang ibadah tengah malam ini tidak dihukumi sebagai ibadah wajib, namun tetap saja merupakan sebuah amal yang sunnah muakkad. Amalan sunnah muakkad berarti segala hal yang tidak berdosa jika ditinggalkan, namun sangat baik dan berpahala besar jika dilaksanakan. Salah satu ibadah malam yang sangat utama adalah shalat hajat. Keajaiban sholat hajat bahkan bisa membuat setiap Muslim merasa menyesal jika tidak melaksanakan paling tidak satu kali seumur hidupnya.

Kelebihan Dan Keutamaan Orang yang Menghafal Al-Quran (Di Dunia Dan Diakhirat)



Al-qur’an merupakan kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang merupakan Petunjuk, rahmat dan pedoman bagi umat Nabi Muhammad SAW, Al-Qur’an merupakan Asysyifa’ yang berarti obat sekaligus penenang hati bagi orang yang mau membacanya. Apalagi orang-orang yang mau menghafalkannya.  Sungguh mulia orang yang mau menghafalkan Al-Qur’an. Selain mendapatkan derajat dari Allah SWT diakhirat, orang yang menghafal Al-Qur’an akan mendapatkan derajat didunia yaitu berupa kemulian yang ia peroleh dari masyarakat sekitarnya. oleh karena itu hafallah ayat-ayat Allah karena banyak sekali ganjaran yang Allah berikan baik didunia maupun diakhirat.Subhanallah! berikut keutamaannya:
Kelebihan dan manfaat menghafal Al-Qur’an Didunia  yaitu:

Rahasia dan Dahsyatnya Puasa Nabi Daud



Sosok Nabi Daud memang digambar sebagai Nabi yang cerdas dan cenderung memiliki kekuatan-kekuatan mukjizat.
Maka tidak heran kemudian puasa Nabi Daud pun sangat populer. Itu terlihat dari anjuran Nabi Muhammad SAW dalam hadist-nya.
Tentunya dibalik anjuran ini sangat banyak faedah dan manfaat yang didapatkan. Baik itu untuk kesehatan baik jasmani maupun rohani.
Disamping mendapatkan amal yang berlipat bagi Umat Islam yang menjalankannya. Tidak ada kata lain selain dahsyatnya manfaat puasa Nabi Daud.
Berikut ini pengalaman pribadi dari Menchana, yang dituturkannya dalam blog:www.puasadaud.org yang diposting pada 23 Januari.