Komunikasi Visual adalah salah satu cara untuk berkomunikasi
melalui media visual, yaitu gambar, yang dapat di tangkap oleh indera
penglihatan kita. Untuk mencapai komunikasi visual, diperlukan media untuk
membuat pesan yang akan kita buat, agar bisa tersampaikan dengan baik.
Bidang-bidang yang harus kita kuasai adalah mulai dari
gambar bentuk, gambar sketsa, gambar anatomi, nirmana, teori warna, fotografi,
typography, ilustrasi, animasi, komputer grafis, multimedia, juga tentunya
ditambah teori-teori dalam komunikasi yang mendukung bidang komunikasi visual.
Dimana kesemuanya itu harus kita kuasai walaupun kita tidak menguasainya secara
penuh tetapi setidaknya kita tahu dan bisa menggunakannya walaupun sedikit.
Jika kita sebagai desainer grafis tidak begitu mahir dalam menggambar, hal itu
bukanlah menjadi problem yang besar.
Disini kita tidak dituntut untuk dapat menggambar dengan
bagus sekali, tetapi setidaknya seorang desainer grafis ‘bisa’ menggambar dan
menggambar dengan ‘benar’ walaupun menggambar hanya untuk di sketsa saja.
Karena, hal yang paling dihargai dan paling ‘mahal’ harganya dalam sebuah
desain adalah ide kreatif seorang desainer grafis. Dalam sebuah desian, tentu
saja seorang desainer grafis harus membuat hasil desainnya semenarik mungkin.
Sehingga diperlukan warna-warna yang mendukung. Disini adalah fungsi dari teori
warna.
Masyarakat awam melihat warna pada sebuah desain mungkin
akan berkomentar bagus atau buruk. Tetapi mereka tidak mengerti, padahal di
dalam sebuah desain tersebut, warna-warna yang digunakan mengandung arti
tersendiri. Entah warna yang mengandung arti kata sifat, atau warna yang memang
sudah menjadi warna brand. Teori warna mengajarkan kapada kita mulai dari warna
primer, warna sekunder, warna tersier; lalu bagaimana mencampur warna yang satu
dengan warna yang lain sehingga kita mendapat warna yang kita inginkan dengan
benar; sampai arti dari setiap warna untuk dipakai di sebuah desain. Untuk
pencampuran warna dengan menggunakan media cat poster, diperlukan ketelitian
dalam memasukan tiap kadar warnanya. Warna primer adalah warna asli. Warna
primer terdiri dari 3 warna. Bukan seperti warna yang disebutkan dalam lagu
Pelangi-pelangi “.....merah, kuning, hijau... di langit yang biru...”,
melainkan warna primer adalah warna merah, kuning, dan biru. Dari warna primer
atau ketiga warna tersebut dapat dibuat warna-warna lain seperti warna
sekunder, yaitu orange, ungu, dan hijau; juga dapat menghasilkan warna-warna
lain yang kita inginkan.
Sedikit tips dalam mencampurkan warna, jika akan mencampur
warna misalnya ingin mendapat warna hijau, yaitu campuran warna kuning dan
biru, lebih baik jika warna yang lebih kuat (biru) diberi kadar yang lebih
rendah dibanding warna yang lemah (kuning). Hal ini dimaksudkan supaya kita
tidak langsung mendapat warna hijau yang tua/gelap. Tetapi jika pertama-tama
kita masih mendapat warna hijau muda, lalu kita ingin mendapat hijau yang lebih
tua/gelap, kita tinggal menambahkan warna biru saja sampai warna hijau yang
kita inginkan tercapai, tentunya menambahkannya sedikit demi sedikit, karena
jika menambahkan langsung banyak akan percuma. Hasinya akan langsung menjadi
warna hijau yang tua sekali.
Disamping gambar dan warna, typography juga sangat mendukung
karya desain. Kita harus tahu karakter dari sebuah font. Hal ini dimaksudkan
supaya terjadi keselarasan dan harmonisasi antara objek yang kita masukkan
dalam karya desain dengan tulisan, misalnya tagline atau font dalam brand dan
logo. Untuk menyempurnakan hal-hal tersebut tentu saja diperlukan media
komputer. Dimana ada program Adobe Photoshop, Corel Draw, Freehand, Page Maker,
Flash, dan lain-lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar