1. Apakah
yang dimaksud system pers? System pers adalah sebuah kolaborasi antara beberapa
variable terkait untuk menghasilkan sebuah pemberitaan yang kredibel.
Diantaranya adalah ideology, politik, ekonomi, social dan budaya. Formulasi dari
beberapa variabel yang tidak berimbang berpengaruh pada kualitas pemberitaan
yang ada. Contoh : jika sebuah system pers dominan kepentingan politiknya, maka
berita yang disajikanpun akan dipenuhi dengan kepentingan - kepentingan Politik.
Demikian juga jika didominasi unsure lainya.
2.
System selalu berawal dari input dan berkahir dengan
output, sebab pada dasarnya system berfungsi untuk mengola input sesuai yang
diinginkan :
3.
Bagaimana melakukan comparing pers system? Ada
dua hal ketika akan membandingkan system pers yang berlaku di sebuah Negara
dengan Negara lainnya. Pertama bisa di liat dari structural formation of the pres s(struktur kerja di sebuah media
dan posisi pers di tengah sebuah negara) atau dilihat dari its role in causal inference (peranan pers dalam sebuah masyarakat maupun
pemerintahan)
4.
Mengapa memahami system pers di sebuah Negara di
pandang penting?. Beberapa keuntungan ketika memahami system pers yang berlaku dalam
sebuah negara :
- Tidak ada system pers yang ideal di dunia ini, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga dengan memandingkan satu dengan yang lain, akan ditemukan sebuah formula sistem pers yang ideal, dan akan saling melengkapi satu dengan yang lain
- Jika anda seorang jurnalis, maka anda tidak terjebak dalam sebuah hukum dan etik pers di sebuah Negara. Karena pada hakekatnya perbedaan system pers berimbas pada perbedaan hukum media yang berlaku.
- Jika anda seorang pengambil kebijakan dalam sebuah Negara, maka dalam memutus kebijakan tidak akan menjadi blunder bagi anda sendiri.
5. Masing – masing Negara memiliki system pers yang berbeda – beda, hal
ini disebabkan perbedaan demografi dan profil masyarakatnya yang berbeda pula. Pandangan
lama tentang system pers yang ada di Indonesia sebagaimana yang diketahui adalah
: pers otoritarian, liberal, social responsibility, dan totaliraian (comunist).
Oleh beberapa akademisi empat teori pers ini dipandang tidak lagi relevan dengan
perkembangan pers yang ada saat ini, maka beberapa akademisi menawarkan tiga
model pers yang berbeda, yaitu :Polarized Pluralist Model, Democratic Corporatist
Model, dan Liberal Model
Tidak ada komentar:
Posting Komentar