Selasa, 04 April 2017

KEUTAMAAN SHALAT DHUHA



Ibadah yang penting untuk dijalankan adalah shalat. Shalat merupakan tiang agama, artinya bila ibadah shalat seseorang hamba itu baik maka baiklah amal-amal ibadah lainnya. Bahkan, karena pentingnya shalat bagi hamba maka perintah tersebut langsung diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. tanpa melalui perantara malaikat Jibril, seperti perintah ibadah lainnya. Perintah shalat diturunkan pada saat isra’ dan mi’raj.

Shalat terbagi menjadi dua macam, yaitu shalat wajib dan shalat sunnah. Shalat wajib adalah shalat yang wajib dikerjakan oleh hamba yang muslim baik laki-laki maupun perempuan, telah mencapai usia baligh, dan berakal. Karena sifatnya wajib mka meninggalkannya berarti dosa. Shalat yang hukumnya wajib adalah shalat lima waktu; shalat Subuh, shlat Zhuhur, shalat Ashar, shalat Maghrib, dan shalat Isya’. Adapun shalat sunnah adalah shalat yang apabila mengerjaknnya akan mendapat pahala, tetapi apabila tidak mengerjakannya tidak apa-apa. Meskipun disyariatkan untuk dikerjakan, shalat sunnah tidak diwajibkan sebagai ibadah yang harus dikerjakan oleh hamba-Nya. Contoh shalat sunnah adalah shalat Dhuha, shalat Tahajud, shalat sunnah Qobliyah, shalat sunnah Ba’diyah, shalat sunnah Tasbih, shalat Witir, shalat Hajat, shalat Istikharah, dan lain-lain.


Karena hukumnya yang sunnah, tentu masing-masing dari shalat sunnah itu tentu terkandung hikmah, keistimewaan dan faedah bagi orang yang mau mengerjakannya, di samping balasan mendapat pahala. Orang yang gemar melaksanakan shalat sunnah semasa hidupnya tentu akan mendapat keistimewaan dan kenikmatan dari Allah Swt baik di dunia semasa hidup maupun di akhirat ketika hari pembalasan. Pada bab ini akan dibalas salah satu shalat sunnat yang disunnahkan untuk dikerjakan bila ingin dimudahkan dalam urusan rezeki, yaitu shalat Dhuha. Banyak pembahasan yang telah dilakukan oleh ulama-ulama terkait pentingnya shalat Dhuha ini dalam hal rezeki.

Allah Swt berfirman: “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.” (QS. Ad-Dhuha[93]:8)

Salah satu ayat dalam surat Ad-Dhuha di atas yang menjadi bacaan ketika shalat Dhuha menunjukkan bahwa Allah Swt lah yang memberikan kita kecukupan pada saat-saat kita kekurangan. Karena itu, kita pun meminta pertolongan kepada-Nya dalam masalah rezeki, kalau bukan kepada Allah Swt. Maka kepada siapa kita meminta pertolongan. Salah satu cara terbaik untuk meminta pertolongan kepada Allah Swt adalah dengan shalat. Dan shalat yang diajarkan untuk meminta pertolongan urusan rezeki adalah shalat dhuha.
Allah Swt memerintahkan kepada kita untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Di saat kita mengalami kesusahan dalam hal rezeki kita bersabar karena pasti pertolongan akan datang kepada kita, shalat menjadi pendorong cepat datangnya bantuan pertolongan itu karena shalat juga berarti doa. Perintah tersebut terdapat dalam firman Allah Swt.: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah[2]:153)


Keutamaan Shalat Dhuha

Shalat Dhuha merupakan ibadah yang penting setelah ibadah wajib bagi umat muslim. Bukan hanya karena shalat Dhuha ada kaitannya dengan rezeki seseorang, tetapi shalat Dhuha memiliki berbagai keutamaan dan sebagai bentuk kecintaan serta penghambaan diri kepada Allah Swt di antara keutamaan-keutamaan shalat Dhuha adalah:

a.   Sebagai bentuk sedekahnya tubuh.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwasanya dari Abi Dzar, dari Rasulullah Saw bersabda: “Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran itu adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Dhuha.” (HR.Muslim, Abu Dawud, dan riwayat Bukhari dari Abi Hurairah).

b. Akan dibangunkan istana di surga oleh Allah Swt bagi yang mengerjakannya.
Janji Allah Swt tersebut terdapat dalam hadis Nabi Muhammad Saw.: “Dari Anas bin Malik Ra. Bahwasanya Rasulullah Saw berdsabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat maka Allah Swt akan membangunkan untuknya istana di surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

c.   Mendatangkan rezeki dan menolak kefakiran.
Salah satu keutamaan shalat Dhuha yang diketahui oleh banyak orang adalah shalat Dhuha erat kaitannya dengan masalah rezeki. Orang yang gemar dan rajin menjalankannya akan selalu dimudahkan oleh Allah Swt dalam urusan rezekinya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rezeki dan menolak kefakiran. Dan, tidak akan ada yang memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang bertaubat.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

d.   Shalat Dhuha merupakan ibadah yang diwasyiatkan Rasulullah Saw.
Sebagaimana hadis yang berisi wasiat Rasulullah Saw kepada Abi Hurairah Ra: “Dari Abi Hurairah Ra, beliau berkata: “Kekasihku (Rasulullah Saw) mewasiatkan kepadaku tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dua rakaat, dan shalat Witir sebelum tidur.” (HR.Bukhari dan Muslim).

e.   Mendapat jaminan terpenuhinya kebutuhan di sore hari.
Orang yang gemar melakukan shalat Dhuha di pagi harinya maka Allah Swt akan menjamin baginya terpenuhi kebutuhannya hingga sore hari, sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasulullah Saw; “Dari Uqbah bin Amir al-Jubani Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda; “Sesungguhnya Allah Swt berfirman: “Wahai anak Adam, laksanakan untuk-Ku empat rakaat sebelum siang, Aku akan penuhi kebutuhanmu dengan shalat tersebut di akhir harimu.” (HR. Ahmad).

f.    Orang yang mengerjakan shalat Dhuha bagaikan orang yang mendapat banyak harta rampasan perang.
“Dari Abi Hurairah Ra, beliau berkata: Rasulullah Saw mengutus sekelompok utusan perang, kemudian utusan ini membawa banyak harta rampasan perang dan cepat pulang. Kemudian ada yang berkata: Wahai Rasulullah Saw kami tidak pernah melihat kelompok yang lebih cepat pulang dan lebih banyak membawa ganimah dibandingkan utusan ini. Kemudian beliau menjawab; ‘Maukah aku kabarkan keadaan yang lebih cepat pulang membawa kemenangan dan lebih banyak membawa rampasan perang? Yaitu seseorang berwudhu di rumahnya dan menyempurnakan wudunya kemudian pergi ke masjid dan melakukan shalat Subuh kemudian diakhiri dengan shalat Dhuha. Maka orang ini lebih cepat kembali pulang membawa kemenangan dan lebih banyak rampasan perangnya.” (HR. abu Ya’la dan Ibnu Hibban).

g.   Mendapat pahala seperti orang umrah.
Orang yang membiasakan diri mengerjakan shlat Dhuha akan mendapat balasan dari Allah Swt berupa pahala sebagaimana pahlanya orang yang berumrah. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah Saw: “Dari Abu Umamah Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: ‘Barangsiapa yang keluar dari rumahnya untuk shalat berjamaah dalam keadaan telah bersuci, maka pahalanya seperti pahala jamaah haji yang sedang ihram. Dan barang siapa yang beranjak untuk melakukan shalat Dhuha, tidak ada yang menyebabkan dia keluar (dari rumahnya) kecuali untuk shalat Dhuha, maka pahalanya seperti pahala orang yang umrah. Dan shlat setelah melaksanakan shalat yang di antara kedua shalat tersebut tidak membicarakan masalah dunia adalah amalan yang dicatat illiyyin (tempat catatan amal kebaikan). (HR. Abu Daud).

h.   Shalat dhuha merupakan shalatnya para awwabin.
Awwabin merupakan sebutan bagi orang yang kembali, artinya mereka suka kembali kepada Allah Swt. Mereka kembali kepada Allah Swt melalui shalat, taubat, ibadah, ikhlas, dan meninggalkan hawa nafsu. Shalat Dhuha merupakan shalat yang biasa dikerjakan oleh para awwabin ini.
“Dari Abi Hurairah Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersbda; “Tidak ada yang menjaga shalat Dhuha kecuali para awwabiin’. Beliau berkata: ‘Shalat Dhuha adalah shalatnya para awwabiin.” (HR. ath-Thabrani, Ibnu Khuzaimah, dan al-Hakim).

i.     Mendapat kemuliaan masuk surga melalui pintu Dhuha.
Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan; “Sesungguhnya di dalam surge ada pintu yang dinamakan pintu Dhuha. Maka ketika datang hari kiamat memanggillah (yang memanggil Allah Swt.), di manakah orang yang selalu mengerjakan sembahyang atas-Ku dengan sembahyang Dhuha? Inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam surge dengan rahmat Allah Swt.” (HR. Thabrani dan Abu Hurairah).

Sungguh, shalat Dhuha memiliki keutamaan bagi para pelakunya baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, mereka akan mendapatkan keberkahan berupa rezeki dan kecukupan dalam kebutuhan hidup, sedangkan di akhirat kelak Allah Swt akan memberi balasan berupa surge dan dipanggil untuk memasukinya melalui pintu tersendiri yang dinamakan pintu Dhuha. Wallaahu a’lam!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar