Rabu, 10 Oktober 2012

Teori Jarum Suntik

Terori jarum sunti kinisangat berpengaruh besar dalam kehidupan media padazamannya.Pasalnya teori yang di anggap tidak lazim ini malah menjadi teori yang menggemparkan Indonesia.Teorinyabegini sang kemonikator di ibaratkanpendorong di suntikan. Pesan yang di sampaikan adalah suntikan itu sendiri. Pasti berpengaruh pada yang menerima suntikan tersebut, tampa terkecuali, yaituefek yang sangat besar yang dapat merubah pemahaman mereka. Dan ada juga menyebutkan teori peluru, sebenarnya sama, bedanya terpadat bentuk pengirimanya saja. Teori peluru di ibaratkan sebagai peluru sedangkan teori jarum suntik di ibarakan sebagai jarum suntik.

 
Kita lihat pada zaman sekarang, teori sangat berpengaruh dalam penyampaian media masa, misalkan dalam sebuah iklan yang mana iklan tersebut mengajak kepada sang penonton untuk memakai produknya, dan dipakailah sebuah medol yang akhirnya bias menarik peminat sang konsumen untuk memakai produknya.
Kita kembali pada asal mula media massa,dalam sejarahnya pernah memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mempengaruhi seseorang, mulai dari proses kognitif hingga menuntun perilaku kita. Tapi hal ini terjadi pada jaman perang, dimana penguasa menjadikan media massa sebagai alat propaganda untuk menakuti musuh dan menciptakan loyalitas rakyat untuk mendukung kebijakan penguasa. Model komunikasi massa yang berlaku pada saat itu adalah model linear, yaitu komunikator menyebarluaskan pesan melalui media massa, yang ditujukan pada khalayak.
Sebenarnya, model komunikasi massa seperti ini masih berlaku hingga saatini. Hanya berbeda pada konsep karakteristik khalayak.Pada waktu itu, khalayak dianggap hanya sekumpulan orang (rakyat) yang homogendan ‘tidakberdaya’.Sehingga, pesan-pesan yang disampaikan pada mereka akan selalu diterima. Fenomena ini kemudian melahirkan teori yang dalam ilmukomunikasi dikenal dengan teorijarum suntik.Ini lah teori yang menganggap media massa memiliki kemampuan powerful dalam mempengaruhi seseorang.
Ketidak berdayaan rakyat sebagai khalayak memang disengaja. Kolaborasi penguasa dengan media massa mendesain pesan sedemikian rupa dikenal dengan teori agenda setting, sebelum disampai kan pada masyarakat. Hanya informasi yang menguntungkan pemerintah saja yang bias disiarkan lewat media.Informasi yang bertentangan dengan kepentingan penguasa, walaupun benar, akan dibuang. Masyarakat juga tidak mendapatkan alternative sumber informasi, karena pada waktu itu media massa yang hidup hanya media yang bias berkolaborasi dengan pemerintah atau yang di ciptakan oleh pemerintah (dan berarti pula segala konsekuensi biayanya ditanggung oleh pemerintah).
Seiring dengan berakhirnya perang, pandangan atau teori jarum suntik mulai ditinggalkan. Paradigma media massa seperti ini hanya bertahan di beberapa Negara otoriter. Di Amerika Serikat dan negara-negara penganut liberalism dan kapitalisme, teori jarum suntik sudah sangat lama ditinggalkan. Sebab dalam kenyataannya, khalayak ternyata tidak homogeny dan terdiri atas individu-individu yang bebas.
Oleh karena itu, model hubungan media massa dengan khalayak yang berkembang kemudian adalah model display – attention (pameran – perhatian). Di Indonesia, trend media massa sedang dalam masatransasi  ke arah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar